Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama
dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X
dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut
memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam
pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan
semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki
motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut
menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami
bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang
mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan
motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas
terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak
menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan
dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir,
ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan
usahanya.
Mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi
kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri
secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat
kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke
dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara
teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada
dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu
perbuatan. Orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula
untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di
hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang
di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan,
adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
Jadi, dalam hidup diperlukan sikap motivasi dan juga mawas
diri. Karena dua sikap ini sangat mwembantu mengontrol kehidupan kita sebagai
manusia yang juga sekalgius konsumen. Apabila tidak, maka akan terjadi sikap
yang out of control yaitu diluar kendali dan memungkinkan menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan.
Source:
http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/12/22/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar